MEMBEDAKAN BERBAGAI BENTUK TES KEMAMPUAN KOGNITIF

Oleh :
IZUDDIN SYARIF
ZAMZAM ZAWAWI FIRDAUS
HENDRI HERMAWAN
Mahasiswa Pasca Sarjana UNY Prodi PTK S2


PENGERTIAN TES
Kata tes diambil dari kata “testum” dalam bahasa Prancis kuno bearti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia atau tes adalah sebuah instrument yang dipakai untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau objek. Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi, test adalah alat pengukur yang mempunyai standar obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Sedangkan menurut F.L. Geodenough, test adalah suatu rangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu dengan maksud untuk membandingkan kecapan antara satu dengan yang lain.

Fungsi Tes
Secara umum test memiliki dua fungsi yaitu:
1.Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hal ini test berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu
2.Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, karena melalui test tersebut dapatdiketahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai.

MEMILIH RESPONSE TEST
Membuat response test memang tidak mudah, berbagai hal mesti diperhatikan secara seksama guna akurasi dari tuuan tes tersebut. Kita mesti berusaha secara sungguh-sungguh untuk menentukan bentuk tes terbaik dalam pola evaluasi siswa. Evaluasi secara ideal berguna untu mendapat umpan balik dari kualitas pembelajaran yang kita lakukan terhadap siswa. Selain itu kita juga mesti terbuka atas kritik dari teman sejawat atau ahli yang memberikan masukan guna perbaikan instrumen response test yang kita buat.

Pada bagian ini kita akan membahas tentang hal-hal yang mesti diperhatikan dalam membuat instrumen response test. Response test terdiri atas :
1.Pilihan biner (binary choice items)
2.Pilihan biner ganda (multiple binary choice items)
3.Pilihan ganda (multiple choice items)
4.Menjodohkan (matching items)
Keempat jenis tes ini di atas digunakan oleh guru untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa berupa pengetahuan yang telah diberikan dalam proses pembelajaran. Menurut Popham (1995) terdapat beberapa aturan yang mendasari penggunaan tes di atas yang mesti diikuti oleh seroang guru. Sepuluh perintah itu dibagi atas dua bagian, biasanya disebut dengan “thou shall not” (kamu tidak boleh) yang terbukti mampu memperbaiki beberapa kesalahan dalam proses pembuatan soal tes kognitif dalam response test. Berikut ini 5 hal yang diperhatikan dalam membuat instrumen response test :

1.Kamu tidak boleh membuat petunjuk yang buram pada siswa dalam menjawab response test
Kadangkala guru kurang serius membuat petunjuk sehingga sering ditemukan petunjuk tersebut kabur dan tidak jelas. Petunjuk akan menjadi jelas ketika seorang guru benar-benar menguasai materi tes dan mengetahui kepada siapa tes itu akan diberikan. Jika petunjuk yang diberikan kurang lengkap atau kabur maka akan membingungkan siswa dalam menjawab pertanyaan. Petunjuk akan menjadi penting ketika siswa belum mengenal bentuk tes yang akan diberikan, sehingga akan sangat bermanfaat jika petunjuk tersebut diberikan sebelum tes dilakukan.

2.Kamu tidak boleh membuat pernyataan yang bersifat ambigu (bermakna ganda)
Dalam berbagai hal terutama ketika akan membuat butir tes maka seorang guru mesti menghindari pernyataan yang bersifat ambigu (bermakna ganda). Jika siswa menemukan pernyataan yang ambigu maka akan menggiringnya pada jawaban yang cenderung salah atau setidaknya membingungkan mereka dalam menjawab tes tersebut. Berikut ini contoh response test bentuk Benar-Salah
Contoh :
“Para pemimpin negara berkembang cenderung tidak memiliki kepercayaan terhadap para pemimpin negara maju karena kecenderungan mereka berpaham imperialis”
Mereka dalam kalimat diatas sulit dimengerti sebab memiliki makna ganda. Mereka bisa berarti para pemimpin negara berkembang atau pemimpin negara maju. Hal seperti ini merupakan contoh yang akan membingungkan siswa dalam menentukan pilihan jawaban. Oleh karena itu ketika membuat response test hendaknya kita berlaku seolah-olah sebagai siswa guna mengetahui kemudahan soal tersebut dipahami dan tidak bermakna ganda. Bacalah berkali-kali butir tes yang kita buat agar tidak menyesatkan dan membingungkan siswa.

3.Kamu tidak boleh membuat petunjuk yang tanpa sengaja mengarahkan siswa pada jawaban
Sering juga kita temukan butir-butir tes yang tanpa sengaja mudah ditebak pilihan jawabannya karena beberapa petunjuk tanpa disengaja terselip dalam soal tersebut. Oleh karena itu butir-butir tes yang terselip petunjuk jawaban akan memudahkan siswa menentukan pilihan tanpa harus berpikir. Petunjuk yang tanpa disengaja itu seperti pembuatan pilihan jawaban yang benar biasanya lebih panjang dibanding pilihan jawaban yang salah. Selain itu juga bentuk pertanyaan yang mudah ditebak seperti contoh soal Bahasa Inggris berikut ini :
“The bird in the story was an.....”
a. Falcon b. Hawk c. Robin d. Owl
Maka dengan mudah siswa akan menjawab d. Owl sebab pilihan jawaban a, b dan c tidak mungkin sebab yang bisa diawali an hanyalah Owl

4.Kamu tidak boleh menggunakan sintaksis kalimat pertanyaan yang komplek
Penggunaan sintaksis yang komplek juga sering ditemukan dalam butir-butir pertanyaan. Hal ini tentu saja sangat membingunkan siswa dalam menentukan pilihan jawaban. Oleh karena itu penggunaan sintaksis yang komplek mesti dihindari. Kadangkala masalah ini bukan hanya dilakukan oleh guru baru namun juga pada guru yang berpengalaman. Secara umum struktur sintaksis terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K) yang berkenaan dengan fungsi sintaksis. Nomina, verba, ajektifa, dan numeralia berkenaan dengan kategori sintaksis. Sedangkan pelaku, penderita, dan penerima berkenaan dengan peran sintaksis.

5.Kamu tidak boleh menggunakan kosa kata yang sulit
Dalam butir pertanyaan juga kadangkala ditemukan kosakata yang sulit dipahami oleh siswa sebagai pemula. Guru dalam membuat butir soal tidak menjadikan dirinya sebagai siswa yang memiliki keterbatasan kosakata, sehingga sering lupa dan memasukkan kosakata sulit di butir soal. Jika hal ini terjadi maka siswa akan bertamabah kesulitannya selain menetukan pilihan jawaban mereka juga mesti memahami kosakata dalam butir soal tersebut.

PILIHAN BINER (BINARY CHOICE ITEMS)
Bentuk soal ini biasanya memberikan hanya dua pilihan jawaban pada siswa yang sering kita kenal dengan bentuk pertanyaan Benar-Salah. Kelebihan bentuk tes ini adalah siswa dapat menjawab banyak butir soal dalam waktu yang relatif pendek. Oleh karena itu akan sangat mungkin melakukan tes dengan jumlah butir yang banyak dalam waktu singkat. Namun kelemahan terbesarnya adalah bentuk jawaban yang hanya ada 2 sehingga kemungkinannya adalah 50-50. Selain itu siswa juga dapat menebak jawaban tanpa harus berpikir lama. Oleh karena itu guna menutupi kelemahan ini maka jumlah butir soal harus banyak agar siswa agak sulit melakukan pendugaan dibanding jumlah soal yang sedikit. Beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam pembuatan soal bentuk Pilihan Biner :

1.Membuat phrasa pada butir soal
Soal benar-salah memang dibuat untuk waktu yang cepat namun tidak harus selalu mudah ditebak. Oleh karena itu dapat digunakan kalimat berphrasa guna menghindari pendugaan siswa yang berlebihan. Selain itu kalimat berphrasa juga membuat siswa untuk berpikir ekstra dalam menentukan pilihan jawaban. Namun pembuatan kalimat berphrasa jangan sampai menyolok antara soal yang benar dan salah, sebab malah akan memudahkan siswa dalam menentukan pilihan jawaban. Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif (hubungan antara kedua unsur yang membentuk frase tidak berstruktur subjek - predikat atau predikat - objek), atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.

2.Mengurangi kalimat negatif
Kurangi penggunaan kalimat negatif dalam pertanyaan, sebab jumlah pertanyaan yang banyak dalam waktu yang reatif singkat memaksa siswa untuk berpikir cepat dan tepat. Kalimat negatif kadangkala malah menggiring siswa pada pilihan yang salah. Memang pengggunaan kalimat negatif tidak dilarang dan menambah tingkat kesulitan soal namun jangan malah menjebak dan menyesatkan.
Contoh :
B – S Liga Bangsa-bangsa (LBB) belum dibentuk setelah PD II
Pertanyaan diatas akan menggiring pada jawaban Benar (B) sebab tidak memperhatikan penggunaan kata belum. Jawaban itu sebenarnya salah sebab penggunaan belum dalam kalimat diatas mengecoh, padahal LBB dibentuk sebelum PD II terjadi.

3.Menghindari konsep ganda
Sebuah pertanyaan mestinya hanya memiliki satu konsep yang jelas agar siswa juga dapat dengan jelas menentukan pilihan jawaban. Oleh karena itu wajib dihindari pembuatan pertanyaan yang berisi konsep ganda dimana sebagian nampak salah dan sebagian nampak benar. Hal ini tentu saja membingungkan dan menyesatkan siswa dalam menjawab, sehingga tidak akan didapat pilihan jawaban yang akurat.

4.Menyeimbangkan pilihan jawaban
Pilihan jawaban juga mestinya dirancang agar seimbang antara yang berjawaban Benar dan Salah, jangan sampai terlalu banyak yang Benar atau yang Salah. Namun tidak juga dianjurkan untuk membagi jumlah jawaban Benar persis sama dengan jumlah jawaban Salah

5.Menyamakan panjang kalimat
Jika kita membuat pertanyaan Benar-Salah maka usahakan agar panjang kalimat yang berjawaban Benar sama dengan panjang kalimat berjawaban Salah

PILIHAN GANDA BINER (MULTIPLE BINARY CHOICE ITEMS)
Sebenarnya sama dengan pertanyaan Benar-Salah, namun dibuat cluster (kelompok). Butir pertanyaan dalam satu cluster wajib saling berhubungan sehingga nampaknya seperti bentuk pertanyaan pilihan ganda yang tradisional, namun dalam pilihan ganda siswa wajib memilih satu jawaban yang benar, sementara dalam pilihan ganda biner siswa wajib menjawab tiap pertanyaan dalam cluster.

Contoh :
****Terdapat 12 orang siswa mengerjakan 10 soal dengan nilai sebagai berikut :
5, 6, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 8, 9, 10
1.B-S Median dari nilai tersebut adalah 7,5
2.B-S Modus dari nilai tersebut adalah 8,0
3.B-S Rerata nilai tersebut adalah 5,0
4.B-S Nilai median berbeda dengan nilai rerata

Menurut David Frisbie (1992) multiple binary choice memiliki keunggulan yaitu :
1.Sangat efisien dalam upaya mengukur prestasi siswa
2.Lebih reliabel (konsisten) dibanding response test lainnya
3.Dapat mengukur kemampuan dan keterampilan seperti pilihan ganda dalam konten yang setara
4.Sedikit lebih sulit dibanding pilihan ganda
5.Lebih efisien dibanding pilihan ganda

Berikut ini beberapa hal yang mesti diperhatikan :
1.Gunakan pemisah cluster (kelompok)
Siswa telah terbiasa dengan bentuk pilihan ganda dan tiap soal selalu diawali dengan angka. Oleh karena itu biar tidak terjadi kesalahan dalam pengelompokan maka perlu dibuat tanda pemisah cluster bisa berupa tanda bintang, garis, kotak dan lain-lain

2.Tiap butir harus cocok dengan pokok cluster (kelompok)
Bentuk pertanyaan yang bersifat cluster wajib memiliki kesesuain pertanyaan antara pokok cluster dengan butirnya. Jangan sampai koordinasi itu tidak nampak antara pokok cluster dengan butir yang mengakibatkan pertanyaan jadi lepas dan tidak terikat dalam cluster.

Keunggulan bentuk Pilihan Ganda Biner ini memang pada jumlah butir soal yang dapat dijawab siswa lebih banyak dibanding bentuk Pilihan Biner. Selain itu semakin banyak siswa dapat menjawab maka akan semakin besar kemampuan yang dapat diukur,

Keunggulan Tes Benar Salah
1.Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak memakan tempat yang banyak
2.Mudah dalam penyusunannya
3.Petunjuk mengerjakannya mudah dimengerti
4.Dapat digunakan berkali-kali
5.Objektif

Kelemahan Tes Benar Salah
1.Mudah ditebak
2.Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan kemungkinan benar atau salah
3.Hanya dapat mengungkapkan daya ingat dan pengenalan kembali

Petunjuk Penyusunan Tes Benar-Salah Secara Umum
1.Hindari kalimat negatif, yakni kalimat yang mengandung kata “tidak” atau “bukan”
2.Pernyataan harus disusun sedemikian rupa sehingga siswa yang memiliki pengertian samar-samar dapat terkecoh dalam menjawabnya
3.Dalam menyusun keseluruhan tes, diharapkan item yang mengandung “salah sedikit” cukup banyak
4.Cara Melakukan Penskoran Tes Benar Salah
Dengan Denda Menggunakan rumus :
Skor = Jumlah jawaban benar – Jumlah jawaban Salah
Tanpa Denda
Menggunakan rumus : Skor = Jumlah jawaban yang benar


PILIHAN GANDA (MULTIPLE CHOICE)
Dalam beberapa dekade bentuk tes pilihan ganda sangat mendominasi tes prestasi di USA dan banyak negara di dunia. Bentuk tes ini dapat mengukur kemampuan kognitif siswa sampai level yang lebih tinggi. Keunggulan dari bentuk tes ini karena memiliki beberapa jawaban yang memberikan jawaban relatif sebagai pengecoh bagi siswa. Guru dalam membuat soal juga mesti mempertimgbangkan pembuatan jawaban yang lebih halus agar tidak menyolok pilihan jawaban yang benar. Kelemahannya hampir sama dengan bentuk response test lainnya yaitu siswa hanya perlu mengenali pilihan jawaban yang benar tanpa perlu mengetahui lebih jauh jawaban yang benar tersebut. Namun pembuatan butir tes pilihan ganda yang baik akan dapat mengurangi kelemahan tersebut. Pilihan jawaban secara umum dibagi atas pilihan jawaban yang benar dan pengecoh.

Bentuk Pertanyaan Pilihan Ganda
1.Pertanyaan langsung
Biasanya berupa kalimat tanya yang langsung pada pokok permasalahan
2.Melengkapi pernyataan
Bentuk ini merupakan suatu kalimat pernyataan yang belum lengkap dan diikuti empat atau lima kemungkinan jawaban yang tepat dan melengkapi pernyataan tersebut.
3.Hubungan antar hal (Sebab akibat)
Bentuk tes ini terdiri dari dua kalimat : satu kalimat pernyataan dan satu kalimat alasan. Ditanyakan apakah pernyataan memiliki hubungan sebab akibat atau tidak dengan alasan.
4.Analisa Kasus
Bentuk tes analisa kasus ini menghadapkan peserta pada satu masalah.
5.Membaca Diagram, atau tabel
Bentuk soal ini mirip dengan bentuk pilihan ganda biasa, hanya saja disertai dengan tabel.

Contoh :
Pertanyaan langsung
Manakah bentuk karangan dibawah ini yang efektif menjelaskan pada seseorang bagaimana Bill Clinton menjadi seorang pengacara di negara ini ?
a.Naratif
b.Expository *
c.Persuasive
d.Deskriptif

Melengkapi Pernyataan
Keponakan Mickey Mouse bernama.....
a.Huey, dewey dan Louie
b.Mutt dan Jeff
c.Larry, Moe dan Curly
d.Morty dan Ferdie *

Menurut Popham (1995) berikut ini beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam pembuatan tes pilihan ganda :
1.Pertanyaan mesti berisi satu konsep
Dalam setiap butir pertanyaan harus berisi satu konsep dan jangan pernah menjejalkan banyak konsep sebab akan membingungkan dan menyesatkan siswa dalam menentukan pilihan jawaban. Pertanyaan yang panjang dan jawaban yang ringkas jauh lebih baik dibandingkan dengan pertanyaan yang pendek namun jawabannya panjang

2.Hindari penggunaan kalimat negatif
Pertanyaan yang memuat kalimat negatif usahakan untuk dihindari, sebab pemilihan kata negatif cenderung menjadi pengecoh yang menyesatkan. Apalagi kata Tidak/Bukan sangat kecil sehingga kadang-kadang tidak terbaca karena buru-buru, yang pada akhirnya membuat pilihan yang salah.

3.Membuat Panjang Kalimat yang Sama pada Pilihan Jawaban
Panjang kalimat pada pilihan jawaban bisa memberikan petunjuk bahwa pilihan itu yang benar. Katakanlah pilihan A, B, dan C berkata bla, bla, bla, tapi piihan D berkata bla, bla, bla, bla, bla dan bla. Siswa akan cenderung memilih pilihan D bukan hanya karena ia mendapat lebih banyak bla untuk satu pilihan, tetapi karena siswa akan mengetahui guru telah memberikan perhatian begitu banyak kepada pilihan D. Jadi, ketika guru membuat pilihan alternatif, cobalah untuk menjaga semua pilihan alternatif memiliki panjang yang sama atau, jika itu tidak mungkin, maka minimal dua alternatif mendekati panjang yang sama.

4.Mengacak Jawaban yang Benar
Guru dalam membuat pilihan jawaban mesti menempatkan jawaban yang benar secara acak agar tidak mudah ditebak oleh siswa. Seringkali guru enggan untuk menempatkan jawaban yang benar pada posisi pilihan A karena mereka percaya hal itu memberikan jawaban yang benar terlalu dini. Sebenarnya pilihan jawaban yang benar haruslah disebar secara acak tidak menumpuk disuatu pilihan jawaban. Sebagai aturan praktis, jika guru memiliki empat item alternatif maka sebaran jawaban yang benar tiap pilihan sebesar 25%.

5.Hindarkan Pilihan Jawaban yang menggunakan “semua jawaban di atas salah/benar”
Kadang-kadang kita membuat pilihan yang tida semuanya terisi jawaban dan biasanya digantikan dengan pilihan. Salah satu pedoman untuk pembuatan jenis soal ini adalah bahwa soal tidak harus menggunakan alternatif semua yang diatas. Seperti ketika menggunakan jenis lima-pilihan soal pilihan ganda dan ingin mengatur soal sehingga pilihan kelima (pilihan E), "semua jawaban di atas benar”. Ini berarti bahwa empat jawaban pertama, pilihan A sampai D, semua harus benar. Masalah dengan soal tersebut adalah bahwa seorang siswa yang hanya tahu bahwa dua dari empat alternatif pertama yang benar akan dapat memilih respon "semua jawaban di atas benar” karena jika ada dua tanggapan yang benar, pilihan E adalah satu-satunya yang mungkin jawaban terbaik. Lebih buruk lagi, beberapa siswa akan membaca hanya alternatif pertama, melihat bahwa itu benar, pilihan tanda A pada lembar jawaban mereka, dan beralih ke item tes berikutnya tanpa melampaui seluruh alternatif untuk soal itu. Selain itu penggunaan pilihan “tidak ada-dari alternatif di atas” hanya boleh digunakan jika pilihan tersebut tidak mengarahkan siswa pada pilihan jawaban yang benar.

Secara umum terdapat beberapa hal yang wajib diperhatikan dalam pembuatan soal Pilihan Ganda, yaitu :
1.Soal sesuai indikator.
2.Pilihan jawaban homogen dan logis.
3.Hanya ada satu kunci jawaban.
4.Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
5.Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja
6.Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
7.Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
8.Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.
9.Panjang pilihan jawaban relatif sama.
10.Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan “semua jawaban di atas salah/benar” dan sejenisnya.
11.Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan besar kecilnya angka atau kronologisnya.
12.Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
13.Mengunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesaia.
14.Menggunakan bahasa yang komunikatif.
15.Tidak menggunakan bahasa yang hanya berlaku setempat/tabu.
16.Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.


SOAL MENJODOHKAN
Soal menjodohkan terdiri dari dua paralel daftar kata atau frasa yang memerlukan siswa untuk menjodohkan entri pada satu daftar dengan entri yang sesuai pada daftar kedua. Entri dalam daftar yang dicari kecocokannya yang disebut sebagai respon. Biasanya, siswa diarahkan untuk menjodohkan entri dari dua daftar sesuai dengan jenis tertentu asosiasi yang dijelaskan dalam arah uji. Perhatikan dalam ilustrasi soal pencocokan bahwa kedua daftar yang homogen - yaitu, semua entri dalam kolom di sebelah kiri adalah konflik militer AS dan semua entri dalam kolom di bagian kanan adalah nama-nama presiden AS.


Kolom A
-----1. Perang Dunia I
-----2. Perang Dunia II
-----3. Korea
-----4. Vietnam
-----5. Persian Gulf Bush

Kolom B
Clinton
Eisenhower
Johnson
Nixon
Roosevelt
Truman
Wilson

Keuntungan dari soal menjodohkan adalah bentuknya yang kompak memakan sedikit ruang pada halaman tercetak, sehingga membuatnya mudah untuk menyadap banyak informasi yang baik secara efisien. Kelemahan soal menjodohkan adalah bahwa kadang mendorong siswa menghafal terhadap informasi faktual sehingga memiliki kemampuan kognitif yang rendah.
Soal menjodohkan kurang baik jika guru mencoba untuk menilai ide-ide yang relatif khas dari siswa.

Pedoman Pembuatan Soal Menjodohkan :
1.Menggunakan daftar yang homogen
Seperti disebutkan sebelumnya, masing-masing daftar satu soal yang cocok harus terdiri dari entri homogen. Jika guru benar-benar tidak dapat membuat satu set premis homogen dan satu set jawaban homogen, guru tidak boleh bermain-main dengan soal menjodohkan.

2.Menempatkan kata atau frase yang lebih singkat di sebelah kanan.
Dari sudut pandang siswa, menjodohkan jauh lebih mudah jika entri pada daftar kedua relatif sedikit jumlahnya. Sekitar 10 atau lebih premis harus menjadi batas atas untuk soal yang paling cocok. Masalah dengan daftar yang lebih panjang adalah bahwa siswa menghabiskan begitu banyak waktu mencoba untuk mengisolasi jawaban yang tepat untuk sebuah premis mengingat bahwa mereka mungkin lupa apa yang mereka coba untuk menemukan. Premis atau jawaban yang sangat panjang hampir pasti menyebabkan setidaknya beberapa kesulitan siswa dalam merespon karena mereka akan kehilangan jejak apa yang sedang dicari. Ini akan jauh lebih baik untuk membuat sebuah soal menjodohkan dengan 24 premis dan membagi menjadi tiga soal menjodohkan dengan delapan-premis.

3.Membuat lebih banyak jawaban daripada premis
Sebuah garis pedoman yang ketiga untuk pembuatan soal menjodohkan adalah memastikan bahwa setidaknya ada beberapa jawaban tambahan. Jika jumlah jawaban dan premis sama maka jawaban akan mudah ditebak bagi siswa yang telah menjawab 80% proses eliminasi.

4.Meminta jawaban secara logika
Soal yang baik adalah tidak memberikan petunjuk yang tidak diinginkan kepada siswa mengenai jawaban mana yang pas dengan premis. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyusun menurut abjad atau kronologis sehingga siswa juga akan berpikir secara logis dalam menjawab soal.

5.Jelaskan dasar untuk menjodohkan dan berapa kali jawaban bisa digunakan
Guru mesti menjelasakan pada siswa teknik dasar dari tes dan berapa kali jawaban bisa digunakan serta waktu yang diberikan dalam menjawab soal tersebut. Semua ini bertujuan agar siswa tidak melakukan kesalahan dalam menjawab soal.

6.Tempatkan semua premis dan jawaban untuk soal pada satu halaman.
Dalam pembuatan soal menjodohkan kita mesti membuat semua premis dan tanggapan untuk soal yang cocok pada satu halaman. Hal ini mengurangi potensi kesalahan siswa dalam menjawab akibat premis dan jawaban yang terpisah.



KONSTRUKTIF TES
Terdapat dua jenis tes yang berpola konstruktif yaitu soal pendek dan menjawab soal essay. Tanggapan siswa dapat dibangun dari berbagai jenis soal, dalam hal ini kita akan fokus pada tes tradisonal menggunakan pensil dan kertas bukan tes unjuk kinerja.

Soal-Soal Pendek
Soal jawaban pendek meminta siswa untuk menjawab sebuah kata, frase, atau kalimat dalam menanggapi pertanyaan baik langsung atau pernyataan tidak lengkap. Jika soal meminta siswa untuk memberi respon yang cukup panjang, itu akan dianggap sebagai soal esai, bukan soal jawaban pendek. Soal jawaban pendek jika dibuat dengan hati-hati maka jenis soal ini akan dapat mengukur substansi hasil pembelajaran. Selain itu siswa juga dituntut benar-benar memahami pertanyaan yang diberikan dan bukan hanya sekedar mengenali bentuk pertanyaan dan jawaban. Kesulitan dari bentuk tes ini adalah sistem skoring yang diterapkan. Skoring sulit bersifat obyektif kecuali telah disiapkan gradasi skor sebagai pemandu guru dalam menilai jawaban siswa.

Pedoman penulisan soal langsung untuk soal jawaban singkat :
1.Lebih menggunakan pertanyaan langsung daripada pernyataan tidak lengkap, khususnya bagi siswa muda.
Bagi siswa penggunaan pertanyaan langsung lebih disukai dibanding pernyataan tidak lengkap. Hal ini mengurangi kebingungan dan ambiguitas dalam butir soal.

2.Susun soal sehingga jawaban harus singkat, hal ini penting agar tidak terjadi jawaban yang bersifat luas, sebab menyulitkan skoring.
Contoh :
"Seekor hewan yang berjalan dengan dua kaki adalah ____"
Jawaban diatas akan sangat beragam, perbaiki menjadi :
"Seekor binatang yang berjalan dengan dua kaki secara teknis diklasifikasikan sebagai _____"

3.Tempatkan ruang kosong di margin kanan halaman untuk pertanyaan langsung atau dekat akhir pernyataan tidak lengkap
Contoh :
"____ adalah badan pemerintah yang berdasarkan Konstitusi Amerika Serikat, harus meratifikasi semua perjanjian AS dengan negara-negara asing"
Penempatan ruang kosong membingungkan, perbaiki menjadi :
Badan pemerintah yang berdasarkan Konstitusi Amerika Serikat, bertugas meratifikasi semua perjanjian AS dengan negara-negara asing adalah_____"

4.Untuk pernyataan tidak lengkap, gunakan hanya satu atau, paling tidak, dua ruang kosong.
Jika soal terlalu banyak rung kosong akan sangat menyulitkan siswa dalam menjawab soal.
Contoh :
"Setelah serangkaian konflik utama dengan bencana alam, pada tahun ____ yang _____ penjelajah dan ____ disertai dengan mereka ____ menemukan ____”

5.Pastikan tempat yang kosong untuk semua soal sama panjang.
Seringkali guru tanpa sadar membuat tanda kosong yang lebih panjang jika jawaban yang diperlukan itu panjang dan sebaliknya. Hal ini tentu saja memudahkan siswa dalam menelaah jawaban soal tersebut. Oleh karena itu diperlukan kesamaan panjang ruang kosong baik itu untuk jawaban panjang maupun jawaban pendek.


SOAL ESAI
Soal esai merupakan bentuk yang paling umum digunakan untuk membiasakan siswa menjawab secara mendalam. Soal ini sangat berguna dalam menilai kemampuan siswa untuk mensintesis, mengevaluasi dan menulis. Untuk menilai beberapa jenis hasil pembelajaran yang kompleks, soal esai merupakan pilihan terbaik. Namun, soal essay juga memiliki kelemahan yang mestinya diketahu sebelum guru memutuskan untuk menggunakan bentuk soal ini. Salah satu kesulitannya adalah tulisan yang mesti dibaca akan sangat berbeda satu siswa dengan lainnya. Menulis soal essay perlu waktu dan pemahaman yang baik dari seorang guru, selain itu guru juga mesti menentukan gradasi nilai agar tidak menemui kesulitan dalam teknik skoring.

Membuat Tes Essay
Secara definitive model tes essay, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa uraian-uraian yang relatif detail, meminta siswa mampu menjelaskan, menginterprestasi, serta merumuskan jawaban dengan kalimat dan pemahaman sendiri.

Ada beberapa hal penting sebagai pedoman dalam menyusun sebuah tes model Essay
1.Setiap soal hendaknya berisi perumusan masalah yang jelas, dengan tujuan siswa dapat memahami maksud pertanyaan yang dimaksudkan
2.Menjelaskan batas waktu pengerjaan dan bobot penilaian (skor) pada setiap soal
3.Soal disesuaikan standar kompetensi yang telah diterima siswa
4.Memperhatikan aspek respon siswa meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
5.Tentukan kemampuan yang diukur atau soal mampu mengungkap kemampuan yang akan diukur
6.Kalimat yang digunakan sebaiknya mengunakan kalimat baku, untuk menghindari penafsiran ganda

Jenis Tes Essay (uraian)
a.Bentuk Tes Uraian Bebas
Model tes ini siswa dengan bebas menguraikan jawabanya, sesuai dengan pemahaman dan kemampuan masing – masing individu
b.Bentuk Tes Uraian Terbatas
Model ini sama seperti diatas, siswa dapat menguraikan jawaban dengan bebas, namun di batasi oleh penyusun soal sesuai dengan aspek yang diinginkan

Manfaat Penerapan Model Tes Essay (Uraian)
1.Memotivasi pengembangan kemampuan siswa
2.Menguji kemampuan semua jenjang aspek kognitif

Petunjuk Penyusunan
-Setiap soal hendaknya berisi perumusan masalah yang jelas dan pasti dengan menggunakan katakata atau kalimat yang mudah dipahami siswa
-Setiap pertanyaan ada petunjuk yang jelas tentang jenis jawaban yang diinginkan
-Pertanyaan hendaknya menuntut siswa untuk menguraikan jawaban dengan kata atau kata-kata hasil pemikiran siswa sendiri.

Pemberian Skor Jawaban Siswa
Setiap soal diberi skor antara 1 – 10 (apabila tanpa memperhatikan tingkat kesulitan soal). Soal dianggap homogen. Selanjutnya skor tiap soal dikalikan dengan bobot soal tersebut. Jika soal ada pembobotan maka :
Soal yang sukar/sulit di beri bobot 3
Soal yang sedang diberi bobot 2
Soal yang mudah diberi bobot 1
Sehingga nilai akhir yang diperoleh adalah jumlah hasil perkalian tiap soal dengan bobotnya.

Cara Memeriksa Jawaban (Koreksi)
Tentukan secara tepat faktor apa yang mau diukur. Buatlah contoh jawaban dan tunjukkan pokok-pokok apa yang diinginkan serta angka berapa yang diberikan untuk masing-masing pokok jawaban. Bacalah seluruh jawaban bagi semua siswa untuk satu soal tertentu sebelum memeriksa jawaban soal lain atau yang berikutnya.

Variasi tes Uraian (Essay)
-Tes dengan Buka Buku (Open Books) dengan harapan siswa dapat menggunakan keterangan yang ada dalam buku
-Tes dengan tutup buku (Close Books), menguji kemampuan pengetahuan (knowledge), dominan aspek kognitif siswa

Kelebihan Tes Uraian (Essay)
-Dapat memberikan kesempatan pada siswa merumuskan sendiri jawabanya
-Jawaban sulit diterka
-Guru lebih efisien dalam membuat soal.

Kekurangan Tes Uraian (Essay)
-Sulit menilai jawaban secara objektif
-Waktu koreksi cukup lama.


REFERENSI
Popham, W.J., Classroom Assessment : What Teacher Need to Know, Boston, 1995
Kementerian Agama RI, Panduan Teknis Penyusunan Butir Soal, 2011
H. Asy’ari. Pedoman Penilaian, Pendidik dan Penulis PKPS Erlangga Jakarta
Balitbang Depdiknas, Panduan Penulisan Soal Pilihan Ganda, 2007
Subanji. UAN-Tes Prestasi Belajar, Universitas Negeri Malang
Tim Instruktur PMPTK, Petunjuk Penyusunan Butir Soal

Comments

Popular posts from this blog

Jobsheet Teknik Instalasi Tenaga Listrik

Analisis Soal Pilihan Ganda Menggunakan Anates V4