UN...? Apa kata siswa....?
Ujian Nasional yang menjadi agenda
tahunan ternyata disikapi beragam oleh siswa SMKN 1 Paringin. Berikut ini hasil
polling kelas XII SMKN 1 Paringin dengan jumlah sampel 45 orang yang dilakukan
1 minggu menjelang UN:
Keberadaan les persiapan UN yang
ternyata menurut 42% siswa hanya diyakini 50% akan membantu mereka dalam
mempersiapkan diri menghadapi UN. Sementara motivasi mengikuti les sore hari
lebih disebabkan karena kesadaran sendiri (67%) dan presensi (27%) dan ternyata
sebanyak 38% siswa tidak mengetahui bahwa Les sore hari itu dibiayai
penyelenggaraanya oleh pemerintah.
Masalah rutinitas belajar di rumah
ternyata 67% siswa mengaku kadang-kadang belajar di rumah dan hanya 9% yang
sering belajar. Selain itu 60% siswa meyakini bahwa dirinya akan lulus 100%
namun yang mengejutkan bahwa ada 4% yang tidak yakin dirinya akan lulus. Siswa
juga cukup khawatir dirinya tidak lulus dan kekhawatiran itu membuat dirinya
semangat untuk belajar (40%). Meskipun 73% mereka meyakini hanya belajar dan
berdoa yang bisa meluluskannya, namun ternyata 27% juga meyakini ada cara selain belajar dan berdo’a untuk lulus UN.
Sejumlah 20% mengaku akan menjawab ujian
dengan usaha sendiri, dan 67% mengupayakan
berbagai cara selain belajar. Pengawasan orang tua dalam belajar juga
diyakini masih lemah sebab hanya 20% orang tua yang selalu mengingatkan anaknya
untuk belajar sementara 58% kadang-kadang dan bahkan 22% tidak pernah mengingatkan sama sekali anak-anak mereka untuk
belajar. Saat siswa belajar di rumah pun tidak ada orang tua yang
selalu mengawasi dan hanya kadang-kadang diawasi (16%) bahkan 84% orang tua tidak mengawasi anaknya
belajar. Namun sikap yang sama dimunculkan oleh orang tua ketika
anaknya tidak Lulus UN yaitu sangat sedih (51%) dan sangat marah (29%).
Pada pelaksanaan UN 2013 semua siswa
100% mengetahui bahwa soal yang akan diberikan memiliki banyak tipe. Biasanya
menjelang UN banyak rumor atau sms-sms yang berisi ajakan untuk berbuat curang
bahkan seringkali ada pihak yang tidak bertanggungjawab mengaku memiliki
jawaban soal UN dan sejumlah 62% siswa mengaku pernah mendengarnya serta cerita
tersebut mereka ketahui 38% dari alumni SMK namun 73% tidak meyakini
cerita/rumor tersebut. Siswa secara
umum 71% lebih mengutamakan belajar sendiri untuk menghadapi UN,
pengakuan cukup mengejutkan kalau 22% dari mereka tidak hanya belajar namun
juga mengandalkan contekan atau berusaha mendapat contekan dari teman-temannya.
Pada segmen akhir polling menanyakan
seberapa keyakinan mereka dengan keterampilan yang didapatkan selama belajar di
SMK untuk mendapatkan pekerjaan dan hanya 27% yang yakin, sementara 64% kurang yakin dan bahkan 9%
tidak yakin bahwa mereka akan mudah mendapat pekerjaan dengan keterampilannya.
Siswa juga hanya 9% yang telah menentukan rencananya untuk bekerja dan pekerjaan
itu telah menunggunya, sementara 56% ingin bekerja namun bingung bekerja apa
dan 27% berencana melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 71% siswa juga
merasa bahwa apapun pekerjaan yang nantinya mereka dapatkan meskipun tidak
sesuai dengan keterampilannya maka akan tetap dijalani dan 29% lebih memilih
untuk bertahan sampai menemukan pekerjaan yang tepat.
Resume
Berikut ini resume dari hasil polling di atas:
Ø
UN memang telah
mengkhawatirkan semua pihak termasuk siswa namun ternyata belajar belum menjadi
budaya dalam diri siswa. Sekolah dan
keluarga belum berperan optimal untuk mengembangkan budaya belajar yang
menyenangkan sehingga belajar menjadi bagian penting dalam diri siswa
Ø
Bimbingan
Konseling (BK) dan wali kelas harus berperan aktif sebab cukup mengejutkan
kalau sebagian besar orang tua tidak mengarahkan dan mengawasi siswa belajar di
rumah. Pendekatan BK dan wali kelas lewat kunjungan ke rumah-rumah siswa secara
berkala kiranya menjadi personal approach
yang ‘menyegarkan’
Ø
Siswa masih mampu
memilah fakta dan rumor yang berkembang menjelang UN dan sesungguhnya mereka
memiliki niat untuk belajar hanya kurang bertekad kuat untuk jujur. Peran guru
sedari dini adalah berlaku jujur dalam menilai dan menanamkan siswa untuk berusaha
serta bangga atas hasil jerih payahnya.
Semua pihak harus mulai membiasakan
untuk berdialog secara intensif hal yang berkaitan dengan apa yang siswa
rasakan, pandangan mereka dan langkah yang mungkin akan diambilnya. Guru
sejatinya tidak hanya berkutat dengan persoalan akademis namun lakukan dialog,
jadikan siswa sebagai teman, temukan ketulusan dalam diri mereka dan anggap
mengajar mereka seperti mengajar anak kita sendiri.
so its on your hands now..... J (by sya)
Comments